Jumat, 09 Juli 2021

Tutorial APD Saat Tangani Bahan Kimia Beresiko, Tentukan Yang Pas!


Occupational Safety and Health Administration (OSHA) mereferensikan tiap management K3 di perusahaan wajib melakukan pengaturan resiko untuk meminimalisir bahaya bahan kimia yang ada di tempat kerja semaksimal mungkin. Usaha yang bisa dilaksanakan selainnya pengaturan tehnik/ administratif ialah pemakaian alat perlindungan diri (APD).

Sepatu Safety proyek Terbaik bisa menjadi solus untuk kamu.

Satu bahaya kesehatan akan muncul jika seorang contact dengan suatu hal yang bisa menyebabkan masalah atau kerusakan untuk badan dengan pajanan berlebihan, satu diantaranya bahan kimia. Resiko kesehatan bisa muncul dari pajanan beragam bahan kimia yang mempunyai karakter beracun dan beresiko.


Bahan kimia beresiko bisa berupa padat, cairan, uap, gas, debu, asap, atau kabut dan bisa masuk ke badan lewat tiga langkah khusus, yaitu:


Inhalasi (mengisap)

Pencernaan (menelan)

Peresapan ke kulit (contact kulit), umumnya lewat tangan dan muka.


Banyak bahan kimia beresiko yang dipakai pada tempat kerja bisa mempengaruhi kesehatan karyawan dengan beberapa cara yang tidak dikenali. Imbas kesehatan yang diakibatkan dari pajanan bahan kimia itu bisa mengalami perkembangan secara perlahan-lahan atau bahkan juga memerlukan waktu sekian tahun untuk berkembang.


Oleh karena itu, mengatur bahaya pada sumbernya ialah langkah terbaik membuat perlindungan beberapa karyawan. Ini ditujukan untuk menahan atau kurangi bahaya bahan kimia di tempat kerja semaksimal mungkin.


Management wajib melakukan analisis bahaya, penilaian resiko dan pengaturan resiko di semua tempat kerja yang memiliki kandungan pajanan bahan kimia beresiko. Untuk pengaturan resiko, management bisa lakukan beberapa usaha berdasar referensi ANSI Z10-2012, satu diantaranya ialah pemakaian alat perlindungan diri (APD).


Keutamaan Pemakaian APD Saat Tangani Bahan Kimia Beresiko

Peristiwa yang dirasakan Beth cuman salah satunya contoh kasus kecelakaan kerja dengan cidera fatal karena kelengahan tidak kenakan APD saat tangani bahan kimia beresiko. Sesudah Anda menyaksikan kutipan video di atas, apa masih Anda malas atau malas memakai APD?


Video di atas mengingati kita begitu keutamaan memakai alat perlindungan diri (APD) saat bekerja, karena kita tidak paham kapan bencana akan terjadi. Dari cerita Beth, kita dapat ambil pelajaran mengenai keutamaan memakai kacamata perlindungan (safety goggles) saat bekerja di laboratorium.


Pokoknya, baik management atau karyawan harus pahami jika pemakaian APD harus jadi usaha paling akhir untuk kurangi imbas pajanan dan meminimalisir imbas yang diakibatkan dari kecelakaan yang terjadi. Management harus sediakan APD dan mengharuskan pekerjanya memakai APD saat tangani bahan kimia jika bahaya mustahil kembali dijauhi dengan eliminasi bahaya atau pengaturan tehnik.


Tutorial APD Saat Tangani Bahan Kimia

Penyeleksian APD yang sama sesuai didasari pada penilaian resiko bahan kimia beresiko yang dipakai atau operasi bahan kimia yang sudah dilakukan. Proses penyeleksian harus diawali dengan menimbang kelompok APD yang dibutuhkan. Bagaimana bahan kimia beresiko dapat masuk ke badan (dalam makna jalan masuknya) ialah pemikiran khusus dalam tentukan kelompok APD. Menggunakan APD hal yang harus di lakukan agar tetap safety. Seperti sepatu safety, kacamata safety, helm, seragam dan lain sebagainya.


Di semua tempat kerja, di mana operasi bahan kimia dilaksanakan atau di mana lingkungan peluang tercemar oleh bahan kimia beresiko, karena itu standard K3LH yang tinggi harus diterapkan. Satu yang paling penting, yaitu kewajiban memakai APD. Berikut tutorial penyeleksian APD berdasar jalan masuk bahan kimia ke badan:


Jalan Masuk

Wujud Bahan Kimia

Kelompok APD

Contact kulit

Gas, uap, asap, aerosol, debu, partikel pada udara, cairan


Baju perlindungan

Perlindungan tangan

Perlindungan kaki

Perlindungan mata dan muka

Perlindungan pernafasan

Inhalasi (pernafasan)


Gas, uap, asap, aerosol, debu, partikel pada udara

Sesudah tentukan kelompok APD yang dibutuhkan, berikut tutorial pilih APD yang pas sesuai kekuatan bahaya dan tingkat pelindungan yang dibutuhkan:


Baju Perlindungan

Baju perlindungan berperan membuat perlindungan badan atau baju karyawan saat terjadi contact berbahan kimia beresiko dan menahan penebaran kontaminasi. Penyeleksian baju perlindungan saat tangani bahan kimia bergantung pada resiko dan tingkat pelindungan yang dibutuhkan.


Berikut sejumlah baju perlindungan yang bisa Anda pakai saat tangani bahan kimia, diantaranya:

a. Jas laboratorium

Jas laboratorium bisa dipakai untuk pemakaian rasio kecil dan pengatasan bahan kimia dengan resiko rendah. Baju perlindungan ini berperan untuk menahan kontaminasi bahan ke badan, membuat perlindungan badan dan baju karyawan dari recikan, cipratan, atau curahan bahan kimia.


Jas laboratorium bisa diterapkan untuk penggunaan umum, pelindungan berbahan kimia, biologi, radiasi, dan bahaya fisik. Jas laboratorium harus dibuat berbahan katun dan sintetik seperti nilon atau terylene dengan water repellent (pori-pori kain tidak bisa ditembus oleh air). Jas laboratorium jangan digunakan di luar wilayah laboratorium.


b. Apron

Apron umumnya diterapkan untuk pemakaian bahan kimia dengan jumlah besar dan beresiko tinggi. Apron dipakai membuat perlindungan karyawan berbahan yang memiliki sifat korosif dan membuat iritasi, cairan beresiko, zat pelarut yang kuat, minyak dan pelumas padat/ gendut (grease).


Baju perlindungan seperti celemek ini umumnya dibuat berbahan neoprene atau polyurethane dilapis bahan nilon, terylene, atau karet alami. Ada pula yang dibuat berbahan plastik, dengan referensi jangan dikenai di tempat yang memiliki kandungan bahan kimia gampang terbakar sebab bisa bisa memunculkan kebakaran yang dipacu listrik statis.


c. Jumpsuits atau coverall

Baju perlindungan ini direferensikan untuk digunakan pada keadaan beresiko tinggi seperti tangani bahan kimia yang memiliki sifat karsinogenik dengan jumlah banyak. Jumpsuit atau coverall berperan membuat perlindungan karyawan dari recikan, cipratan, atau curahan zat beresiko beresiko tinggi.


Jumpsuit atau coverall umumnya dibuat berbahan karet, neoprene, viton, vinyl dan material yang lain sanggup memberinya pelindungan tingkat tinggi ke karyawan dari recikan bahan kimia yang memiliki sifat karsinogen dan bahan kimia beresiko tinggi yang lain. Baju perlindungan ini ada dalam dua tipe, yaitu disposable coverall (sekali saja pakai) dan reusable coverall.


Catatan: Untuk pemakaian bahan kimia dengan jumlah besar dan beresiko tinggi, karyawan tidak dikenankan memakai baju perlindungan yang dijahit atau berpori (tidak kuat pada permeasi). Pemakaian apron dan jumpsuit/ coverall benar-benar direferensikan.


Perlindungan Tangan

Peranan khusus perlindungan tangan ialah membuat perlindungan tangan dari cidera karena terserang bahan kimia atau terserang perlengkapan laboratorium yang pecah atau hancur dan membuat perlindungan tangan dari permukaan benda yang kasar atau tajam dan material dingin atau panas.


Bahan kimia umumnya bisa dengan cepat menghancurkan material sarung tangan bila material yang diputuskan tidak sesuai karakter bahan kimia yang diatasi. Karena itu, material dan ketebalan jadi pemikiran khusus ketika menentukan sarung tangan. Bahan sarung tangan yang diputuskan harus sesuai karakter bahan kimia yang diatasi.


Sarung tangan yang dipakai saat tangani bahan kimia umumnya dibuat dari neoprene, polyvinyl chloride (PVC), polyvinyl alcohol (PVA), karet butil atau alam, karet sintetis, dan nitril.


Tutorial umum penyeleksian material sarung tangan berdasar tipe bahan kimia :


Info:

S Suitable


F Fair (tawarkan pelindungan minimal namun tetap mencukupi, tidak direferensikan untuk pemakaian periode panjang)


NR Not recommended

S* Not suitable (tidak pas dipakai untuk asam nitrat atau asam sulfat pada fokus tinggi)


Catatan: Tanyakan dengan produsen saat Anda pilih sarung tangan untuk pengatasan bahan kimia.


Perlindungan Kaki

Perlindungan kaki (sepatu safety) dipakai membuat perlindungan kaki kemungkinan dari curahan bahan kimia beracun dan beresiko dan menahan penebaran kontaminasi. Penyeleksian sepatu safety yang aman untuk pengatasan bahan kimia didasari pada bahaya dan situasi keadaan kerja.


Berikut sejumlah point yang perlu jadi perhatian saat menentukan sepatu safety untuk tempat dengan kekuatan bahaya bahan kimia:


Tipe sepatu safety harus sanggup membuat perlindungan penggunanya dari bahaya yang bisa menyebabkan cidera. Tipe sepatu safety perlu diperhitungkan, apa sepatu perlu tutupi pergelangan kaki, lutut atau paha, bergantung beberapa bagian badan yang beresiko alami cidera saat tangani bahan kimia

Material sepatu safety harus mempunyai feature ketahanan pada air dan bahan kimia. Karet sintetis, karet butil atau alam, vinyl dan nitril sebagai material sepatu yang pas dipakai saat operasi bahan kimia.

Konstruksi sepatu safety harus juga mempertimbangkan bahaya yang berada di lingkungan kerja seperti lantai basah, lantai licin, dan jatuhan benda berat atau berat. Tentukan sepatu dengan feature sol luar anti slip untuk menghindar resiko terpeleset dan feature perlindungan jemari kaki dengan bahan baja membuat perlindungan kaki dari resiko jatuhan benda berat atau tajam

Jika Anda bekerja di tempat operasi bahan kimia gampang terbakar, karena itu sepatu dengan feature anti statis perlu dipakai

Membuat perlindungan sepatu dari kontaminasi bahan kimia beresiko berupa debu, serat, atau partikel pada udara, sepatu safety sekali saja pakai atau penutup sepatu (shoe cover) sekali saja pakai bisa dipakai.


Perlindungan Mata dan Muka

Cipratan, recikan, sampai paparan kabut bahan kimia yang berkenaan mata kerap kali jadi pemicu paling banyak karyawan alami cidera mata. Oleh karenanya, OSHA mengharuskan beberapa karyawan selalu untuk memakai piranti perlindungan mata dan muka primer dan sekunder saat bekerja di tempat dengan kekuatan bahaya barusan.


Berikut beberapa jenis alat perlindungan mata dan muka yang bermanfaat untuk meredam imbas bahaya bahan kimia yang dapat melukai mata, salah satunya:


a. Safety Goggles: perlindungan primer yang bermanfaat membuat perlindungan mata dari recikan dan cipratan bahan kimia. Tentukan safety goggles dengan sirkulasi tidak langsung (indirect ventilation ) atau tanpa sirkulasi (non-ventilated goggles) saat tangani bahan kimia beresiko.


Safety goggles dengan sirkulasi tidak langsung (indirect ventilation)

b. Face Shields (tameng muka): perlindungan sekunder yang bermanfaat membuat perlindungan semua muka dari paparan sumber bahaya. Face shileds yang direncanakan bersatu dengan headgear bisa membuat perlindungan muka, tetapi tidak seutuhnya membuat perlindungan mata. Supaya pelindungan dari beragam sumber bahaya seperti partikel beterbangan, recikan atau cipratan bahan kimia lebih optimal, karyawan direferensikan memakai face shileds bertepatan dengan safety goggles. Face shields tidak pas membuat perlindungan karyawan dari debu, asap, atau gas.


Bukan hanya macamnya, type lensa yang dipakai pada perlindungan mata dan muka penting diingat. Lensa harus terbuka dan tidak mengusik pandangan. Berikut tipe lensa yang direferensikan untuk perlindungan mata dan muka:


Polykarbonats − efisien untuk memberinya pelindungan pada partikel beterbangan, tetapi tidak pas memberinya pelindungan pada bahan kimia korosif

Acrylic resins − pas untuk memberinya pelindungan pada beragam tipe bahan kimia, tetapi mempunyai kekuatan yang kurang kuat dalam meredam imbas bahaya

Plastik − pelindungan semakin lebih optimal bila dikasih susunan anti kabut.


Catatan: Untuk memberinya pelindungan optimal, yakinkan APD dipasang kuat pada mata dan muka. Kondisi atmosfer ruang dan sirkulasi terbatas umumnya mengakibatkan lensa jadi berkabut. Kerjakan pembersihan sekerap mungkin.


Perlindungan Pernafasan

Kontaminasi bahan kimia yang tersering masuk ke badan manusia ialah lewat pernafasan. Banyak partikel pada udara, debu, uap dan gas yang bisa mencelakakan mekanisme pernafasan. Perlindungan pernafasan yang pas harus dipakai untuk meminimalisir beberapa sumber bahaya barusan. Berikut tipe perlindungan pernafasan yang bisa dipakai saat tangani bahan kimia:


Air-Purifying Respirator (Respirator pemurni udara)

a. Particulate Respirator

Respirator ini cuman dipakai membuat perlindungan karyawan dari bahaya paparan tingkat rendah (seperti debu, kabut, dan asap). Tidak pas dipakai membuat perlindungan karyawan dari paparan gas dan uap. Pada respirator tipe ini, filter tangkap partikel dari udara dengan sistem filtrasi, hingga udara yang melalui respirator jadi bersih. Contoh dari particulate respirator ialah disposable dust masks dan respirator dengan disposable filter.


b. Chemical Cartridge/ Gas Mask Respirator

Tipe respirator ini memakai cartridge atau canister untuk mempernyerap gas dan uap pada udara. Catridge dan canister mempunyai kekuatan serap yang tinggi di awal pemakaian dan akan alami pengurangan sampai akhir periode gunakan (periode jemu).


Lama periode jemu benar-benar bergantung dari fokus uap atau gas pada udara dan perawatan pada respirator itu. Cartridge atau canister harus ditukar saat sebelum jemu sebab bisa berpengaruh pada kekuatan daya serap pada kontaminan.


Air-Supplied Respirator (Respirator dengan penyuplai udara)

Alat perlindungan pernafasan ini seperti perlengkapan pernafasan untuk penyelam. Air-supplied respirator simpan suplai udara/ oksigen dalam tabung hingga alat ini tidak membutuhkan suplai udara di luar. Alat ini umumnya dipakai pada tempat yang kontaminasi udaranya tinggi sekali atau rendah oksigen. , bak udara umumnya cuman bisa dipakai sepanjang satu jam atau mungkin kurang, bergantung peringkat bak dan tingkat pernafasan karyawan.


APD sebagai usaha paling akhir untuk meminimalisir resiko yang bisa terjadi karena kecelakaan atau bahaya di lingkungan kerja atau saat operasi bahan kimia. Bukan hanya penyeleksian APD yang perlu dilaksanakan dengan tepat, pengecekan dan perawatan APD dengan teratur juga perlu dilaksanakan untuk pastikan APD yang dipakai bisa memberinya pelindungan dalam meredam imbas bahaya bahan kimia.